Pages

Lorem ipsum dolor sit amet

Etiam sit amet turpis. Duis nulla diam, posuere ac, varius id, ullamcorper sit amet, libero. Nam sodales, pede vel dapibus lobortis, ipsum diam molestie risus, a vulputate risus nisl pulvinar lacus.

Senin, 15 Agustus 2011

PENGAJIAN AL-HIDAYAH DIKECAMATAN TAMBELAN KABUPATEN BINTAN

Tambelan, 07 April 2011












Kegiatan pengajian Al-Hidayah Kabupaten Bintan sangat aktif dijalankan oleh para kaum ibu di Kecamatan Tambelan, yang merupakan kecamatan terjauh di Kabupaten Bintan. Hal ini merupakan kebanggan tersendiri bagi Ketua Pengajian al-Hidayah Kabupaten Bintan Hj. Dra. DEWI KUMALASARI ANSAR, MM pada saat kunjungannya kerjanya di Kec. Tambelan pada tanggal 07 April 2011. Pengajian diisi dengan tauziah bersama penceramah Ustad MUHAMMAD CANDRA dari Batam. Menurut Hj. Dra. DEWI KUMALASARI ANSAR, MM pada saat membuka acara pengajian rutin Al-Hidayah di Kec. Tambelan berharap agenda rutin pengajian Al-Hidayah yang biasanya dilaksanakan setiap bulan oleh ibu-ibu di Kec. Tambelan untuk terus ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya.
Pada kesempatan tersebut DEWI KUMALASARI ANSAR juga memberikan bantuan sebesar 2 (dua) juta rupiah untuk uang kas pengajian Al-Hidayah, “semoga bantuan ini dapat bermanfaat dan dapat dipakai sebaik-baiknya untuk pengajian Al-Hidayah, dan pengajian ini dapat terus continue semangat melaksanaan agenda rutin pengajian dan program-program kegiatan yang sudah direncanakan” ujar DEWI KUMALASARI ANSAR mantap. Sementara itu Ketua pengajian Al-Hidayah Kec. Tambelan LENI SUPRIANI menjelaskan pengajian rutin Al-Hidayah ini dilaksanakan setiap tanggal 10 setiap bulan. Setiap bulan kaum ibu yang hadir mendengarkan cemaah di pengajian Al-Hidayah keseluruhan berjumlah 50 sampai 70 orang.
Sementara itu dalam tauziahnya Ustad MUHAMMAD CHANDRA mengungkapkan pengajian ilmu harus dilaksanakan oleh seorang ibu yang merupakan tonggak dalam rumah tangga. Ditambahkannya pengabdian seorang ibu tidaklah hanya mengurus rumah tangga, namun juga harus disertai dengan keinginan dan kemauan yang kuta untuk terus belajar dan peningkatan iman dan taqwa. Ia berharap kaum ibu untuk menjadi istri sholehah yang mengabdi bagi suami dan keluarganya.

KUNJUNGAN TIM PKK KABUPATEN BINTAN KE TIM PKK KECAMATAN TAMBELAN

Tambelan, 07 April 2011












PKK Kabupaten Bintan melakukan kunjungan kerja dan silaturahmi dengan PKK Kecamatan Tambelan. Menurut Dra. DEWI KUMALASARI ANSAR, MM mengungkapkan bahwa kunjungan pada tahun 2011 ini ((07/04/2011) merupakan kunjungan yang ke 5 (lima) kalinya. “Kita akan terus melakukan pembinaan kepada masyarakat untu kelompok PPK mulai dari tingkat Kecamatan, Kelurahan, maupun Dasawisma. PKK yang memiliki kepanjangan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga, diiharapkan menjadi wadah pembinaan kaum ibu untuk menjadi kompetitif dan Kreatif. Di dalam silaturahmi tersebut DEWI KUMALASARI ANSAR memaparkan tentang berbagai tugas pokok dan program PKK diantaranya adalah meningkatkan kesehatan (posyandu, Prilaku Hidup Bersih dan sehat), meningkatkan pendidikan (PAUD, BIMBEL, Kelompok Pengajian, Perpustakaan Desa, Keaksaraan Fungsional), pengembangan ekonomi (koperasi, UKM, peningkatan produksi pertanian), pemberdayaan lingkungan (tanaman gizi/ intensifikasi pekarangan, toga/ tanaman obat keluarga). Kunjungan PKK Kab. Bintan juga mengarahkan PKK Kec. Tambelan untuk kreatif dalam membentuk/membuat produk-produk usaha makanan yang memiliki daya jual seperti, dodol, abon, keripik nangka/ pisang dengan kemasan yang menarik perhatian konsumen. “usaha yang kita lakukan ini dapat menambah tabungan kita dan membantu menambah penghasilan suami kita” ujar DEWI KUMALASARI ANSAR yakin. Para kaum ibu-ibu PKK dihimbau juga untuk mengasrikan lingkungan rumah dengan tanaman-tanaman yang sehat di pekarangan rumah seperti : tanaman jahe, serai, cabe,bawang dan sebagainya. “Kita harus bekerja keras, dan mempunyai semangat gotong royong, dengan tetap semangat dalam mengembangkan diri di lingkungan keluarga dan masyarakat, dan terus menambah ilmu dan wawasan” papar DEWI ANSAR.
Menurut DEWI KUMALASARI ANSAR bahwa produk-produk rumah tangga yang dihasilkan dapat dipasarkan di Supermaket Bintan 21 di Jl. Insinyur Sutami – Tanjungpinang. Swalayan ini “sebagai ibu angkat” yang membantu memasarkan produk-produk yang dihasilkan masyarakat Kab. Bintan. Sementara itu Ketua PKK Kecamatan Tambelan RISPA MURIA menjelaskan serangkaian program kerja PPK Kecamatan Tambelan pada tahun 2011 diantaranya adalah : lomba cerdas cermat, program bunga hidup, program penghijauan berupa penanaman pohon, pembinaan seni Qasidah, posyandu, pembuatan makanan (tekwan ikan, kue ubi) serta pembinaan koperasi dan SHU. Berbagai kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kreativitas dan keahlian (soft skill) ibu-ibu PKK Kec. Tambelan.

KUNJUNGAN KERJA BUPATI BINTAN DI KEC. TAMBELAN TAHUN 2011

Tambelan, 07 April 2011












Kedatangan Bupati Bintan ANSAR AHMAD beserta rombongan disambut dengan meriah oleh masyarakat Kecamatan Tambelan pada hari Kamis (07/04/11). Dengan menaiki kapal Navigasi JADAYAT pada hari Rabu (06/04/11) lebih kurang 22 jam, akhirnya Bupati dan rombongan (MUSPIDA, Ketua DRPD Bintan LAMEN SARIHI,SH, MH dan Perwakilan SKPD) tiba di Kecamatan tepat pukul 9.30 WIB. Kedatangan Bupati Bintan sudah disambut masyarakat ketika berada di perairan Tambelan dengan iring-iringan kapal berbendera murah putih, dan kembali disambut dengan pawai anak-anak sekolah sepanjang pelabuhan menuju rumah dinas Camat Tambelan. Pada saat acara penyambutan Bupati Bintan ANSAR AHMAD, SE, MM mengatakan bahwa untuk pembangunan di Kecamatan Tambelan tahun 2011 Pemkab mengucurkan anggaran lebih dari + 14 Miliar rupiah. Dana ini terdiri dari anggaran untuk :
  • Bidang Pendidikan sebesar 983,51 juta rupiah
  • Bidang Kesehatan 1,7 Miliar Rupiah (terdiri dari bantuan 1 unit ambulan dan alat USG).
  • Untuk Pekerjaan Umum (PU) sebesar 1,5 Miliar rupiah (rumah adat + 1 Miliar)
  • Kelautan dan Perikanan sebesar 1 Miliar rupiah (berupa kapal 30 GT, kapal angkut ikan).
  • Dana DAK untuk Desa dan Kelurahan sebesar 2,06 Miliar rupiah (jalan paping plok, polindes)
  • Bantuan untuk nelayan BNPB sebesar 1,9 Miliar rupiah (terdiri dari 9 unit kerambah apung model polithilene), kerambah model ini dapat bertahan 15-20 tahun dengan harga 1 buah kerambah 100 juta rupiah.
  • Untuk kegiatan konservasi penyu sebesar 500 juta rupiah. Untuk penangkaran penyu pemkab kedepan Pemkab akan melakukan kerjasama dengan pihak Lagoi.
  • Untuk rehabilitasi 75 buah rumah sebesar 1,5 Miliar rupiah, dimana 1 buah rumah menghabiskan dana masing-masing sebesar 20 juta rupiah.
  • Beasiswa di UNP-Padang (untuk jurusan Matematika, Fisika dan Biologi).
  • Untuk PNPM sebesar 1,2 Miliar rupiah
  • Alat tangkap sebesar 480 juta rupiah berupa sampan.
  • Dinas pertanian sebesar 200 juta rupiah (penanaman pohon mangga bibit harumanis dan mangga golek, bibit cengkeh poliback).
  • Untuk mobil sekolah L 300 untuk Kec. Tambelan.
Menanggapi riset LIPI bahwa akan dibentuknya Kec. Tambelan sebagai Bupati Bintan ANSAR AHMAD mengatakan akan sangat mendukung kegiatan tersebut. Dilanjutkan Bupati untuk mengatasi permasalahan transportasi Pemkab akan mengusahakan melobi kapal Batavia milik Anambas dengan MOU untuk juga melayari wilayah Perairan Tambelan. Diterangkan Bupati saat ini Pemkab juga berusaha untuk melengkapi prasarana bandara dengan mengusahakan dana sebesar 2 Miliar pada tahun 2012 untuk pematokan lahan di bandara. “air strip kita prioritaskan karena ini sangat penting buat kita semua” ujar ANSAR AHMAD.
Sementara itu untuk peningkatan keagamaan di Kec. Tambelan, Bupati menjelaskan melalui FKMM akan mengirimkan 3 orang ustad yang akan membina generasi muda dan kaum ibu. Bupati juga menjelaskan saat ini di Bintan ada Perda Penertiban Mikol (minuman alkohol). “Mikol hanya di kawasan khusus patiwisata, untuk Desa/kel/kecamatan Tidak Boleh” ujar ANSAR AHMAD tegas. “Kedai-kedai tolong kosongkan Mikol agar tidak ada masyarakat yang terkontaminasi” pinta ANSAR AHMAD.
Bupati ANSAR AHMAD juga menjelaskan untuk perkembangan ekonomi maka home industri akan kita tingkatkan terus melalui packing house yang sudah kita miliki di Kota Kijang Kecamatan Bintan Timur. Kegiatan promosi produk rumah tangga dan UKM masyarakat Bintan, juga telah dipromosikan pemkab melalui pameran di Malaysia baru-baru ini.
  • Sesuai dengan permintaan masyarakat Tambelan Pemkab Bintan juga memberikan bantuan untuk rumah ibadah mesjid Baitur-Rahman sebesar 300 juta rupiah, untuk surau dan mushalla sebanyak 12 buah sebesar masing-masing 12 juta rupiah.
  • Untuk Organisasi pemuda :
    -Komite Olah raga sebesar 15 juta rupiah
    -KNPI sebesar 15 juta rupiah
  • PHBI keagamaan sebesar 15 juta rupiah.
  • 2 (dua) buah sanggar masing-masing sebesar 15 juta rupiah
  • SPTI sebesar 15 juta rupiah.
  • HNSI sebesar 15 juta rupiah (untuk radio pantai).
  • Dana DAK Kabupaten sebesar 7,5 juta rupiah
  • Untuk 7 desa dan 1 kelurahan masing-masing sebesar 2,5 juta
  • Insentif RT/RW masing-masing sebesar 300 ribu rupiah/ bulan.
  • Untuk Bintan Purnabhakti (mantan Kepala Desa Bpk. Eli Firmansyah Muchlis) sebesar 15 juta rupiah.
  • Bantuan untuk pramuka, kearting, ranting pramuka untuk semester I sebesar 3 juta rupiah.
  • Bantuan juga diberikan untuk kader posyandu.
Sementara itu Camat Tambelan NIRWAN dalam acara penyambutan Bupati Bintan menerangkan Kec. Tambelan saat ini berjumlah 5.227 jiwa, usia produktif 3.220 jiwa dan usia sekolah 1.534 jiwa. Dimana sebagian besar 63% masyarakat merupakan nelayan, dengan penghasilan ekonomi total senilai 20-30 juta/ perhari atau sekitar 600-1 Miliar rupiah/ bulan.
Menurut Ketua panitia TAJUDDIN mengatakan “kedatangan Bupati Bintan ke Kec. Tambelan ini sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat Tambelan. Hal yang senada diungkapkan tokoh masyarakat MUZAMIR AHMAD bahwa selama kepemimpinan Bupati ANSAR AHMAD kemajuan yang dirasakan masyarakat Kec. Tambelan.
Setelah penyambutan Bupati Bintan di lanjutkan dengan berbagai kegiatan, mulai acara peninjauan langsung pembangunan Tambelan oleh Bupati Bintan ANSAR AHMAD, hingga acara pembinaan para ibu oleh tim PKK Kabupaten Bintan dan pengajian Al-Hidayah pada siang hingga sore hari (07/04/11).
Sedangkan pada malam hari dilaksanakan acara NADA DAN DAKWAH bersama Ustad MUHAMMAD CHANDRA dari Batam. Selanjutnya pada keesokan hari Jumat (08/04/11) pagi pukul 06.30 WIB, dilaksanakan senam bersama Bupati Bintan beserta seluruh masyarakat dan siswa-siswi di Kec. Tambelan. Setelah berakhir acara senam, para siswa-siswi kelas III di Kec. Tambelan mengikuti acara Workshop Hipnoterapy yang diadakan Ibu bupati Dra. DEWI KUMALASARI ANSAR, MM.
Setelah keseluruhan agenda Kunjungan Kerja (KUNKER) Bupati Bintan beserta rombongan berakhir, maka pada pukul 14.00 WIB Bupati dan rombongan kembali pulang dengan menaiki kapal JADAYAT dan sampai dengan selamat kembali di Pelabuhan Navigasi Kijang pada Pukul 12.30 WIB.

Sejarah Pulau Tambelan

SULTAN ABDULLAH MUAIYATSYAH
(1615-1623)
1. Riwayat
Meriwayatkan Sultan Abdullah Muaiyatsyah bernama Sayyid Abu Bakar Raja Bungsu. Raja seberang yaitu Sultan J o h o r VII yang makamnya berada di Pulau Tambelan Kabupaten Kepulauan Riau termasuk salah satu pulau di Pulau Tujuh.
Makam Sultan Johor ini terletak di kawasan pedesaan Batu Lepuk yang tidak jauh dari komplek Sekolah Dasar No.003 Tambelan. Makam beliau terletak di sebuah bangunan tua yaitu atas prakarsa almarhum Datuk Kaya Hasnan Yahya.
Makam Sultan Abdullah Muaiyatsyah ini dikelilingi oleh makam keluarga lainnya serta di sebelah menghadap ke Utara terletak pula makam seorang Raja Riau yang bernama Sultan Mansyur. Marhum Tambelan ini semula makamnya terletak di suatu bukit bernama Bukit B e n t a y a n (Mentayan).
Oleh Sultan Mansur dan saudaranya bernama Sultan Y a h y a makam tersebut di pugar dan di pindahkan ke tempat yang sekarang ini dan oleh PSK telah di lindungi oleh Undang-undang monumenten Ordonansi STB 238 1931 dengan lokasi di Desa Batu Lepuk Tambelan.
Situs bersejarah ini erat kaitannya dengan asal usul nama   Pulau Tambelan, sehingga kepindahan beliau (Sultan Johor) mempunyai arti yang sungguh mendalam bagi setiap masyarakat yang mengunjungi ataupun berziarah ke makam Raja Bungsu dari Johor tersebut. Marilah kita ikuti riwayat sejarah terjadinya Pulau Tambelan menurut cerita atau versi dan seorang tokoh masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Kampunq Hilir Kecamatan Tambelan. Cerita asal muasal Tambelan ini menurut beliau ada kaitannya dengan pemakamam Sultan Abdullah Muaiyatsyah yang di ceritakan di atas.
Hasil rekaman Bapak Ramli Ismail ini berasal dari H. Ali Bin M. Said (Almarhum) kira-kira pada tahun 1948 dimana beliau pada saat itu berada di Kalimantan Barat. Penulis sendiri pernah menyaksikan basil karya beliau berupa syair-syair, sajak dan catatan berupa silsilah turunan orang-orang datuk nenek orang Tambelan.
Beliau adalah orang tua dari almarhum Ismail Ali mantan Jupen Kecamatan Tambelan dan kemudian pensiun dan tutup usia di Tanjungpinang.
2. Kedatangan Rombongan dari Johor Malaysia.

keluarga sinarmas multifinance tanjungpinang

Rasa kebersamaan saat kita mau jalan-jalan, dimana semua masalah yang kecil dan besar kita tinggalkan untuk sementara.
Ini lah salah contoh  keluarga besar sinarmas  multifinance cabang tanjungpinang bersiap-siap untuk jalan-jalan

Kue Nastar

Kue Nastar ini cocok sekali untuk lebaran.
rasanya eeenak bwaaanget.
jika berminat Hub atau SMS di No HP:
085272854812 a/n uwin
segera hubungi secepatnya'
karena pesanan terbatas

Keselamatan Dunia Akhirat


Berangkat dari banyaknya permasalahan yang terjadi pada zaman modern ini, pada negeri ini, sesungguhnya pokok permasalahan ada pada masalah akhlak. Apa yang kita dapat ambil pelajaran dari perilaku penguasa, pengusaha, artis, pekerja, orang-orang tua, generasi muda, mahasiswa, pelajar atau rakyat pada umumnya bermasalah karena akhlak mereka. Mereka yang dzalim, korupsi, kolusi, mafia kasus/hukum, berzina, pornografi, narkotika, miras, berkelahi/kerusuhan, gaya hidup berlebihan, rakus dan cinta dunia dan perbuatan buruk lainnya pada dasarnya timbul dari akhlak yang buruk. Mereka melakukan kerusakan di muka bumi.
Untuk itu kita perlu mensosialisasikan tentang akhlakul karimah.
Akhlakul karimah adalah keadaan sadar (kesadaran) atau  perilaku/perbuatan secara sadar dan mengingat Allah (zikrullah).
Selain sosialisasi , wajib kita memasukkan tentang akhlakul karimah kedalam sistem pendidikan agar dihasilkan sumber daya manusia yang berakhlakul karimah.
Dalam tulisan kali ini, Insyaallah saya mencoba menguraikan tentang akhlakul karimah.

Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat

Kita, muslim sudah paham dan sering mengucapkan doa keselamatan dunia dan akhirat berdasarkan firman Allah yang artinya,
“Dan di antara mereka ada orang yang bendo’a: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka” (QS Al Baqarah [2] : 201 )
Selain berdoa kita diwajibkan mengiringinya dengan ikhtiar atau upaya.
Apakah ikhtiar atau upaya kita menuju keselamatan dunia dan akhirat ?
Kuncinya adalah berupaya menjadi hamba-hamba Allah yang sholeh (‘ibaadillaahish shoolihiin), mukmin yang sholeh, mukmin yang berakhlakul karimah, mukmin yang terbaik, mukmin yang ihsan atau muhsin, Mukmin yang seolah-olah melihatNya atau miminal mukmin yang yakin bahwa Allah melihat kita.
Kunci keselamatan dunia dan akhirat  berdasarkan doa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mi’raj dan menghadap Allah Subhaanahu wa Taala.
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam membaca, “Assalaamu’alaina wa’alaa ‘ibaadillaahish shoolihiin” yang artinya  “Keselamatan semoga bagi kami dan hamba-hamba Allah yang sholeh”.  Do’a yang selalu kita baca pula setiap sholat.
Pokok-pokok ajaran dalam agama Islam adalah
Islam (rukun Islam / fikih),
Iman (rukun Iman / Usuluddin/I’tiqad),
Ihsan (akhlak / tasawuf)
Berdasarkan pokok-pokok ajaran dalam agama Islam maka tingkatan manusia sebagai berikut:
Muslim (muslimin)   =>  Mukmin (mukminin)  =>   Muhsin (muhsinin)
Tingkatan pertama (paling rendah) dalam tingkatan muhsin (muhsinin) adalah “selalu merasa dilihat Allah”. Sampai disini belum muncul akhlakul karimah.
Barulah ketika merasakan seolah-olah melihat Allah (tingkatan kedua) akan muncul akhlak tersebut sehingga mencapai muslim yang sholeh sebagaimana yang telah dicapai pula oleh Salafush sholeh atau “‘ibaadillaahish shoolihiin” , hamba-hamba Allah yang sholeh
Dzikir jahar dan dzikir khofi dapat kita lakukan dalam upaya untuk selalu mengingat Allah yang merupakan sebuah latihan untuk memunculkan akhlakul karimah karena selalu merasa dilihat Allah.
Rumusan sederhananya,
“Seolah-olah melihatNya” = Akhlakul karimah =  Keadaan sadar (kesadaran) atau perilaku/perbuatan secara sadar dan mengingat Allah.
Oleh karenanya dalam Al-Qur’an selalu diingatkan untuk orang-orang mukmin untuk meningkatkan diri untuk mencapai tingkatan muhsin (muhsinin) dengan contoh keadaan sadar (kesadaran) atau perilaku/perbuatan secara sadar dan mengingat Allah yakni, sabar, shalat dan zakat
Hai orang-orang yang beriman (mukmin), jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar“. ( QS al Baqarah [2] : 153 )”
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati“. (QS al Baqarah [2]: 277 )
Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah)“. (QS al Maaidah [5] : 55 )
Sabar adalah contoh keadaan sadar (kesadaran) dan mengingat Allah dalam hubungannya dengan Allah dan Manusia.
Sholat adalah contoh perbuatan yang dilakukan secara sadar dan mengingat Allah dalam hubungannya dengan Allah
Zakat adalah contoh perbuatan yang dilakukan secara sadar dan mengingat Allah dalam hubungannya antar manusia.
Melihat  hasil  dari keyakinan
Untuk menjelaskan tentang ‘Seolah-olah melihatNya”, marilah kita ambil hikmah dari cerita anak dan ayah yang berjalan dalam kegelapan malam.
Syaikh ibnu Athoillah mengatakan “Orang yang ikut mengatur bersama Allah adalah seperti anak yang pergi bersama ayahnya. Keduanya berjalan di malam hari. Karena menyayangi anaknya, sang ayah senantiasa mengawasi dan memperhatikannya tanpa diketahui sang anak. Anak itu tidak bisa melihat ayahnya karena malam yang teramat gelap. Ia meresahkan keadaan dirinya dan tidak tahu apa yang harus diperbuat. Ketika cahaya bulan menyinari dan ia melihat ayahnya dekat kepadanya, keresahannya sirna. Ia tahu ayahnya begitu dekat dengannya. Kini ia merasa tidak perlu ikut mengurus dirinya karena segala sesuatu telah diperhatikan oleh ayahnya. Seperti itulah orang mengatur untuk dirinya. Ia melakukannya karena berada dalam kegelapan – terputus dari Allah. Ia tidak merasakan kedekatan Allah. Andaikata bulan tauhid atau mentari makrifat menyinarinya, tentu ia melihat Tuhan begitu dekat, sehingga ia malu untuk mengatur dirinya dan merasa cukup dengan pengaturan Allah”.
Anak itu melihat ayahnya,  setelah lepas dari kegelapan malam karena cahaya bulan ===> timbul keyakinan ===> keresahannya sirna, anak itu yakin bahwa ayahnya begitu dekat, anak itu merasa (yakin)  tidak perlu mengurus dirinya karena segala sesuatu telah diperhatikan oleh ayahnya, anak itu yakin bahwa ayahnya mengawasi (melihat) dirinya.
Intinya,  Anak itu melihat ayahnya ===> maka timbul keyakinan.
Sedangkan kita terhadap Allah kebalikan dari hal ini.
Dari keyakinan yang ada  ===> maka timbul (mendapatkan karuniaNya) seolah-olah melihatNya.
Keyakinan bahwa Allah melihat/mengawasi kita. Berdasarkan firman Allah yang artinya,
Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” (QS al Hujurat [49]:18 )
Keyakinan bahwa Allah mengurus kita. Berdasarkan firman Allah yang artinya,
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya” (QS Ali Imran [3]:2 )
Keyakinan bahwa Allah itu dekat. Berdasarkan firman Allah yang artinya,
Dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. Tetapi kamu tidak melihat” (QS Al-Waqi’ah [56] : 85 ).
Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS. Qaaf [50] : 16 )
Berdasarkan keyakinan-keyakinan diatas dan keyakinan yang lainnya maka kita dapat merasakan seolah-olah melihatNya, mengalami kebersamaan dengan Allah (Billah) , bertemu dengan Allah di dunia.
Selanjutnya kita berupaya menjaga dan memelihara keyakinan-keyakinan (iman) tersebut sampai akhirat kelak dimana pertemuan dengan Allah sesungguhnya dengan wajah berseri-seri.
Firman Allah yang artinya,
Wajah-wajah (orang-orang mu’min) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat.” (QS Al Qiyaamah [75] : 22-23 )
Upaya menjaga dan memelihara keyakinan-keyakinan (iman) itulah yang disebut dengan taqwa kepada Allah,  sedangkan kunci taqwa adalah akhlakul karimah = Keadaan sadar (kesadaran) atau perilaku yang sadar dan mengingat Allah. Kata Taqwa merupakan kata serapan dari bahasa Arab, yang artinya adalah memelihara atau menjaga
Akhlakul karimah, mengingat Allah (zikrullah) inilah yang memotivasi kita untuk menjadi muslim yang sholeh (‘ibaadillaahish shoolihiin), memotivasi kita mentaati perintahNya dan menjauhi laranganNya sehingga kita dapat menjadi orang-orang yang mulia di sisi Allah, pada shaf-shaf terdepan dan terdekat dengan Allah, dekat dengan Tauladan kita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para Nabi dan Rasul Allah, para Salafush Sholeh, para muslim pilihan Allah.
Terlintas di benak.
“Seolah-olah melihatNya” ,  kata “melihat” ini sebaiknya tidak dimaknai secara dzahir sehingga mengharapkan akan terlintas, terbentuk, tergambar dalam benak.
Al Imam Ahmad ibn Hanbal dan al Imam Dzu an-Nun al Mishri (W. 245 H) salah seorang murid terkemuka al Imam Malik menuturkan kaidah yang sangat bermanfaat dalam ilmu Tauhid:
Maknanya: “Apapun yang terlintas dalam benak kamu (tentang Allah), maka Allah tidak seperti itu“. Perkataan ini dikutip dari Imam Ahmad ibn Hanbal oleh Abu al Fadll at-Tamimi dalam kitabnya I’tiqad al Imam al Mubajjal Ahmad ibn Hanbal dan diriwayatkan dari Dzu an-Nun al Mishri oleh al Hafizh al Khathib al Baghdadi dalam Tarikh Baghdad. Dan ini adalah kaidah yang merupakan Ijma’ (konsensus) para ulama. Karena tidaklah dapat dibayangkan kecuali yang bergambar. Dan Allah adalah pencipta segala gambar dan bentuk, maka Ia tidak ada yang menyerupai-Nya.
Al Imam asy-Syafi’i -semoga Allah meridlainya– berkata: “Barang siapa yang berusaha untuk mengetahui pengatur-Nya (Allah) hingga meyakini bahwa yang ia bayangkan dalam benaknya adalah Allah, maka dia adalah musyabbih (orang yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya), kafir.
Dan jika dia berhenti pada keyakinan bahwa tidak ada tuhan (yang mengaturnya) maka dia adalah mu’aththil -atheis- (orang yang meniadakan Allah).
Dan jika berhenti pada keyakinan bahwa pasti ada pencipta yang menciptakannya dan tidak menyerupainya serta mengakui bahwa dia tidak akan bisa membayangkan-Nya maka dialah muwahhid (orang yang mentauhidkan Allah); muslim”. (Diriwayatkan oleh al Bayhaqi dan lainnya)
Melihat dibalik ciptaanNya
Seolah-olah melihatNya”, mata kepala kita melihat benda/makhluk atau ciptaanNya tapi akal dan qalbu / mata hati (bashirah) melihat siapa Pencipta semuanya.
Mata hati (bashirah) melihat Allah di balik semuanya.
Begitulah seolah-olah melihat Allah.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Al Imam asy-Syafi’i -semoga Allah meridlainya–
Jika berhenti pada keyakinan bahwa pasti ada pencipta yang menciptakannya dan tidak menyerupainya serta mengakui bahwa dia tidak akan bisa membayangkan-Nya maka dialah muwahhid (orang yang mentauhidkan Allah); muslim
Seolah-olah melihatNya termasuk ulil albab (orang-orang berakal), sebagaimana firman Allah yang artinya
yakni, orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka“. (QS Ali Imran : 191).
Muslim yang dapat merasakan seolah-olah melihatNya, dalam kehidupannya akan dapat “bercengkerama” atau berinteraksi dengan Allah, berinteraksi melalui firman-firmanNya. Muslim yang akan menikmati apa-apa yang telah diputuskan atau dipilihkan Allah untuk kita
Keniikmatan ini sesuai dengan nasehat (diwan) Al Imam asy-Syafi’i -semoga Allah meridlainya– bahwa
Orang yang hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mau menjalani tasawuf / akhlakul karimah, maka hatinya tidak dapat merasakan kelezatan / kenikmatan takwa” Jadi untuk mendapatkan kenikmatan taqwa maka kita harus menjalankan tasawuf. Ingat menjalankan tasawuf, bukan memahami tasawuf karena tasawuf adalah keadaan, perilaku atau perbuatan.
Intinya kita wajib menjaga dan memelihara keadaan sadar (kesadaran)  atau perilaku yang sadar dan mengingat Allah.
Muslim yang sholeh, muslim yang Ihsan, muslim yang seolah-olah melihatNya dalam menjalankan kehidupan di dunia  tidak akan khawatir dan bersedih hati  karena dapat merasakan bahwa Allah bersama kita (Billah), sebagaimana firman Allah yang artinya,
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS al Baqarah [2]: 277 )
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” (QS Ar Ra’d [13] : 28 )
“Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir” (QS at Taubah [9]: 26 ).
Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mu’min dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS al Fath [48] : 26)
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS Al Baqarah [2]: 153)
….Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS al Ankabut [29] : 45 )
Allah beserta orang-orang beriman (mukmin) yang sabar (akhlakul karimah) yang bisa menjadikan sholat sebagai mengingat Allah.
Muslim ====> Mukmin ==== > Mukmin yang sabar = Muhsin = Muslim yang Sholeh (‘ibaadillaahish shoolihiin) = Hamba-hamba Allah yang menuju keselamatan dunia maupun Akhirat
Amin
Wassalam